Travel Story : Hiroshima, Sleep, Eat, Walk.

Hiroshima 16

Saya tidak menggunakan travel agent atau travel tour selama perjalanan saya ke Jepang selama 14 hari. Saya mempercayakan sepenuhnya pada instinct, hapalan lagu OST Doraemon dan kecanggihan Google maps.  Believe me.

Saya hanya tinggal 2 malam dan 1 hari penuh di Hiroshima. Selebihnya saya melakukan perjalanan ke Miyajima, Osaka, Kyoto diakhiri di Tokyo.

Akomodasi selama di Hiroshima

Hiroshima 7

Guest House Lappy

Lokasinya 10-15 menit dari Stasiun Hiroshima. Sedikit berjalan kaki rasanya tidak menyakitkan. Ruangan bersih, dengan share-toilet dengan menggunakan koin. Pemiliknya (Yasuko Mito-san) sangat ramah, bahkan memberikan saya semangkuk berry yang baru dipetiknya dari gunung. Dengan catatan kamu mau berupaya untuk setidaknya menyapa pemilik dengan bahasa Jepang, atau malah ngobrol-ngobrol tentang kelinci lucunya yang bernama Lappy.

Harga : 2,400 yen – 3,400 yen per orang satu malam.

Website : http://lappy.jp/index_en.html

Transportasi selama di Hiroshima

Meipuru-pu 

Hiroshima 8

Gratis! Selama kamu sudah memiliki JR-Pass. Saat naik, tunjukkan JR Passmu ke pengemudi. Dia akan sejenak mengambil foto dari identitas yang tertera di JR Pass. Kemudian, kamu bebas untuk berkelana kota Hiroshima secara gratis (asal tetap naik dan turun di halte Meipuru-pu). Sangking seringnya saya naik turun bus menuju setiap museum, si pengemudi tidak lagi meminta JRPass.

Hiroshima 9

Kalaupun tidak memiliki JR-Pass, kamu bisa membayar tiket secara cash (200 Yen sekali jalan) atau membeli tiket pass harian di dalam bus (400 Yen per hari). Katakan saja “One day ticket, onengaishimasu.” Mereka umumnya sudah paham, dan jangan lupa katakan “Arigatou gozaimasu”.

Keberangkatan pertama bus Meipuru-pu ini dimulai dari dan ke Stasiun Hiroshima mulai pukul 09.00.  Terdapat 2 rute Meipururu, Orange dan Green. Meskipun keduanya akan berhenti di Bom Atom Dome Hiroshima, namun bus ini menuju arah yang berbeda.

Hiroshima 10

Informasi lengkapnya ada di link http://www.chugoku-jrbus.co.jp/teikan/meipurupu/en/

Perjalanan paling pagi dimulai pukul 09.00 hingga pukul 18.25. Apabila ternyata perjalanan lebih dari jam yang ditentukan, maka pilihan transportasi lainnya adalah Hiroden.

Hiroden (Hiroshima Electric Railway)

Hiroden memiliki 8 jalur, dimana hanya 4 jalur yang menuju Hiroshima Station. Stasiun Hiroden biasanya terletak di tengah jalan, yang artinya kita akan menyebrang untuk menuju ke Hiroden. Tiket bisa dibayar di atas hiroden per trip (180 Yen untuk jarak normal) atau harian (1,000 Yen). Info lebih lengkap, lihat di http://www.hiroden.co.jp/index.html

 

Hiroshima 15

Makan di Hiroshima

Ada beberapa makanan khas Hiroshima yang “katanya” wajib dicoba selama berkunjung ke sana, diantaranya Okonomiyaki Hiroshima, Unagi-Don dan Momiji Manju. Semua makanan yang saya pesan tidak mengandung babi.

Okonomiyaki Hiroshima

Hiroshima 11

Campuran tepung, mie, sayuran, adonan telur diberi saus kecap jepang. Rasanya seperti campuran antara opak, bakwan, mie (?) bingung kan. Untuk mencicipi okonomiyaki khas Hiroshima ini, saya datang ke Okonomi-mura yang memiliki puluhan restoran okonomiyaki.

Lokasi : Okonomimura- Village

Transportasi : Naik Meipuru-pu warna Hijau turun di Okonomi-mura atau warna Orange turun di Hatchobori kemudian berjalan ke arah Okonomi-mura.

Harga : 1,340 Yen

Restoran pilihan saya saat itu adalah Ikki di lantai 3F, tepat di depan kiri dari lift. Sebenarnya secara tidak sengaja saya masuk lift bersama seorang wanita yang ternyata pekerja dari restoran Ikki. Saya tidak menekan tombol lift dan secara refleks hanya turun bersama wanita tersebut. Setelah keluar dari lift bersama, dia berbalik dan menyapa saya “Okonomiyaki tabetaika do ka?”. Saya tersenyum dan mengangguk yang berakhir pada pesanan ciamik, Hiroshima Okonomiyaki.

https://www.instagram.com/p/BT_DI-CgEnz/?taken-by=prwngptr

Unagi-don

Hiroshima 12

Atau nasi belut, sebenarnya sudah ada di hampir seluruh outlet restoran Jepang di Indonesia. Yang berbeda adalah, tentu saja rasa dan ukurannya.

Lokasi : Asse Departement Store (di dalam Stasiun Hiroshima)

Harga : 1080 Yen

Di kawasan stasiun, banyak pilihan makanan dan restoran yang mungkin akan menjadi pilihan lebih mudah dan cepat. Apabila ingin lebih irit, tunggu jam makan malam hingga pukul 20.00. Biasanya food-court akan menawarkan diskon dari 30 sampai 70% untuk makanan yang sudah mereka buat. Bisa serbu-serbu lucu kalau memang mau mencoba makanan yang lebih banyak.

Yaki Negima Udon 

Hiroshima 14

Mie udon dengan daun bawang panggang dan ayam cincang menjadi salah satu pilihan saya saat berada di kawasan Kamiya-cho. Sebenarnya restaurant 3 lantai ini juga menjual okonomiyaki dan yakitori, tetapi saya lebih memilih mie dengan sup bening miso.

Lokasi : 鉄板居酒屋 大昌 (Teppan Izakaya Daisho)

Transportasi : Naik Meipuru-pu warna Hijau atau Orange turun di Kamiya-cho. Setelah turun, berjalan ke arah gedung edion (di sisi kanan apabila menghadap ke arah jalan raya). Belok kanan dan restoran berada di sisi kanan blok pertama. Lengkapnya bisa lihat di http://umahiro.jp/pc/shop/?tenpo=5 (PS. Japanese website).

Harga : 800 Yen

Travel Story : Hiroshima bombing, a little conversation with local.

Hiroshima 1

Several months ago, I decided to travel Japan to meet my one and only “Doraemon”. I’m kidding, but that’s one of the main purpose thou.. As soon as I got my ticket, I prepared my travel plan to Hiroshima since the first day of arrival. I arrived at Tokyo Haneda, but I chose to take a shinkansen (fast train) and spent almost 8 hours to travel far south. Why did I do that?

Beberapa bulan lalu, saya memutuskan berwisata ke Jepang untuk bertemu satu-satunya “Doraemon”. Bercanda, tetapi itu juga menjadi salah satu tujuan saya sih.. Setelah saya mendapatkan tiket pesawat, saya mempersiapkan rencana perjalanan saya ke Hiroshima sejak hari pertama ketibaan di Jepang. Saya tiba di Tokyo Haneda, tetapi saya memilih untuk langsung naik shinkansen dan menghabiskan 8 jam perjalanan menuju selatan Jepang. Mengapa begitu?

Cause I have a big curiosity about Hiroshima. The city that I always red on every single Indonesian history book, city that mentioned as one of the trigger to the biggest event of my country.

Karena saya memiliki keingintahuan besar mengenai Hiroshima. Kota yang selalu saya baca di setiap buku sejarah Indonesia, kota yang disebut sebagai salah satu pemicu terjadinya peristiwa terpenting di negara saya.

Believe it or not, when I first step to the area of A-Bomb Dome, I feel a very different vibe. Eerie? Wondered? Sad? Every step that I took, my eyes didn’t  leave the big A- Bomb Dome that stand still like the photo on my history book. I smell something different as my mind flew to any imagination about what has been happened there.

Percaya atau tidak, saat saya pertama kali menjejakkan kaki di kawasan Dome Bom Atom, saya merasakan suasana yang berbeda. Merinding? Bertanya-tanya? Sedih? Setiap saya melangkah mendekati gedung itu, mata saya tidak bisa lepas dari sisa bangunan yang masih berdiri kokoh seperti dalam buku sejarah. Saya mencium sesuatu yang berbeda, saat imajinasi saya berputar mengenai apa yang telah terjadi di sana.

There are a lot of locals and tourists were mingled around. I’m so amazed that, there are a lot of free-local tour guide who didn’t ask any pennies from the tourist but willing to tell the story about Hiroshima Bombing. Due to my facial creatures (whom happened to be East Asia look-like), many locals offered me the guide. Unfortunately, my Japanese language isn’t that good especially to understand the historical term. So, I tried to find locals who can communicate with me. And I found a young man whom just explained in English towards several India’s tourists.

Saya bertemu dengan banyak wisatawan lokal maupun asing. Saya sangat takjub dengan banyaknya pemandu wisata lokal gratis yang tidak meminta sepeser pun uang tetapi mau untuk menceritakan kisah mengenai peristiwa bom Hiroshima. Karena wajah saya (yang seperti wajah Asia Timur), banyak pemandu wisata lokal yang menawarkan saya untuk dipandu. Sayangnya, kemampuan bahasa Jepang saya tidak terlalu lancar, terutama untuk memahami istilah-istilah sejarah. Jadi, saya mencoba mencari pemandu wisata lokal yang bisa berkomunikasi dengan saya. Dan, saya menemukan seorang pemuda yang sedang berbicara dalam bahasa Inggris dengan beberapa wisatawan India.

His name is Murakami Masaki, 23 years old Hiroshima locals whom very knowledgeable about the history.

Namanya Murakami Masaki, berusia 23 tahun asli Hiroshima yang sangat mengenal sejarah.

“What do you want to know about the bombing? Ah, you are Indonesian? I went there once to attend a conference about history with several Hiroshima’s bomb survivor at Bali.”

“Apa yang ingin kamu ketahui tentang peristiwa bom ini? Ah, kamu Indonesia? Saya pernah kesana untuk menghadiri konferensi sejarah bersama beberapa korban selamat Hiroshima di Bali”

Hiroshima 6

After some chit-chat about the history, he asked “How do you feel about the bombing?”

Setelah basa-basi mengenai sejarah, dia bertanya “Apa yang kamu rasakan mengenai peristiwa bom ini?”

And I said

Dan saya berkata

” You must knew that what happened in Hiroshima was more and less affected Indonesia, as one of the colonized country. The event made a chance for us to declare the independence. Even-though I opposed the usage of nuclear bomb which badly destroyed Hiroshima in particular and Japan. I have a quite pull-and-push emotion being here.”

“Anda pasti sudah tahu bahwa apa yang terjadi di Hiroshima kurang lebih berpengaruh terhadap Indonesia sebagai salah satu negara jajahan. Perisitiwa ini memberikan kesempatan tercetusnya deklarasi kemerdekaan. Meskipun demikian, saya menentang penggunaan bom nuklir yang telah menghancurkan khususnya wilayah Hiroshima dan Jepang. Berada di sini membuat emosi saya begitu campur aduk.”

Hiroshima 5He nodded and told me

Dia mengangguk dan berkata

Yes, I know very much about our country’s history. The bombing is unforgettable especially for us. Do you see several old man and ladies that stand over there? They are the live-survivor of this bomb. They was injured badly and was affected by the radiation. Some of them already passed several times of operations.

Iya, saya tahu sejarah negara kita. Peristiwa pengeboman ini tidak pernah terlupakan, terutama bagi kami. Kamu lihat orang-orang tua yang berdiri disana? Mereka adalah korban selamat dari bom Hiroshima. Mereka terluka parah dan terdampak radiasi. Beberapa di antara mereka juga telah melalui operasi berulang kali.

Hiroshima 2

We used to believe that what Japan did to Asian countries, including Indonesia, was the right thing. Japan was brought a good will, and protected Asia from America. Japanese hoped to win over America and kept Asia countries to be better. That was we believed in. But for sure, we both know the full story of our country’s history.

Dulu kami percaya apa yang dilakukan oleh Jepang terhadap negara di Asia, termasuk Indonesia, adalah sesuatu yang benar. Jepang membawa niat baik, menjaga Asia dari Amerika. Masyarakat Jepang berharap menang atas Amerika dan melindungi negara Asia menjadi lebih baik. Hal itu yang kami percaya. Tetapi pastinya, kita berdua mengetahui sejarah lengkap dari negara kita.

I was amazed to hear the short story from him, showed me the living survivor one by one and spent his daily activities to give a free guide.

Saya melongo mendengarkan cerita singkatnya, dan dia juga menujukkan beberapa korban selamat satu-per satu dan menghabiskan waktunya untuk memberikan tur gratis

Hiroshima 3

I hope that there will be no nuclear weapon, no more victims and no more wars in the world. Just let Hiroshima become the last country that felt the agony. 

Saya berharap tidak ada lagi senjata nuklir, tidak ada lagi korban dan tidak ada lagi perang di dunia. Biarkan Hiroshima menjadi negara terakhir yang merasakan kekejamannya. 

And that’s what we both agree for.

Dan hal itu sama-sama kita setujui.

Thanking him, I said that he should be the future ambassador of Japan.

Sambil mengucapkan terima kasih, saya bilang dia harus menjadi duta besar Jepang kelak.

Wanna read more story about the fantastic Hiroshima’s survivor, click http://www.sauerburger.org/dona/mito

Hiroshima 4

Nama : Pembukaan

Kata yang paling sering saya tulis saat ini adalah nama saya sendiri. Untuk mendaftar apa saja, dari mulai daftar kerja, ujian, beli tiket, bahkan hanya untuk menebus karcis nonton. Saya sering memandang nama saya sendiri, dan kadang-kadang terbesit pikiran, “Bagaimana kalau nama saya bukan seperti yang saya miliki saat ini?”

Ada kalanya guru SD sering memanggil nama siswa untuk menjawab pertanyaan secara acak sesuai buku absen, lebih sering lagi memanggil nama siswa dari urutan terbawah.  Dengan huruf alfabet ke-10 dari terakhir, saya cenderung dipanggil lebih cepat. Atau, saat Ujian Nasional menggunakan lembaran komputer. Nama dengan tiga kata membuat saya cenderung mengisi lembaran informasi lebih lama.

Nama depan saya sangat kental dengan nuansa Jawa. Dengan arti “Pembukaan” atau “Awal”, saya sering mendengar nama saya dinyanyikan di lagu gending Jawa untuk mengawali pementasan kesenian atau wayang. Namun demikian, tidak jarang para guru yang kebetulan orang Jawa akan cenderung menambahkan embel-embel terakhir untuk melengkapi nama saya. “Sih” atau “Rum” menjadi imbuhan akhir yang umumnya dipakai.

Nama tengah saya adalah nama yang paling umum digunakan di Indonesia, Putri. Oleh karena itu, pasti ada saja teman satu kelas atau satu sekolah yang bernama sama. Tidak jarang, saya sering mendapatkan label panggilan lain untuk membedakan ‘Putri’ satu dan yang lain.

Dulu saat masih kecil, saya sering menggunakan nama-nama yang sulit sebagai alias. Terdengar lebih keren rasanya.

Tetapi saat menginjak usia remaja, saya sangat bersyukur memiliki nama yang panjang, umum diketahui namun dengan nama depan yang unik. Keunikan nama depan saya menjadi sumber pengukuhan sebagai orang Indonesia keturunan Jawa. Muka rasa Asia Timur yang saya kadang membuat orang ragu kewarganegaraan saya, sampai akhirnya mereka membaca nama saya.

Tiga kata pada nama saya memberikan kemudahan saya dalam mengisi segala lembar formulir. Secara internasional, nama umumnya dibagi menjadi tiga kolom, First, Middle dan Family. Saya tidak mengalami kesulitan atau kebingungan saat mengisi tiga kolom tersebut. Semua data saya memiliki nama yang sama. Saya tidak perlu lagi menggunakan lembar endorsement (pengesahan) pada paspor karena menambahkan nama ayah untuk melengkapi data. Semua menjadi lebih mudah.

Nama yang umum diketahui juga menjadi keuntungan tersendiri. Lebih mudah diingat oleh para kolega kerja misalnya. Nama tengah saya juga dapat diterjemahkan ke berbagai bahasa untuk mempermudah teman-teman non-Indonesia mengingat nama saya. Putri dalam bahasa Inggris dapat diartikan menjadi “Princess or Woman” atau mungkin “Ojo-sama” atau “Josei” dalam bahasa Jepang. Memberikan arti nama ini membuat mereka lebih mudah mengingat nama Indonesia yang cenderung sulit.

Saat saya berada di Jepang, saya diwajibkan mengisi lembaran formulir berbahasa Jepang untuk dapat membeli tiket museum. Mereka hanya meminta nama terakhir dan alamat email. Dan saya lagi-lagi bersyukur, nama terakhir saya juga mudah untuk ditulis Katakana karena terdiri dari kata dasar u-ta-mi.

Untuk itu, saya berterima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya, Mbah Kakung, Mbah Putri dan Nyai yang sudah memberikan nama yang terbaik untuk saya.

Jika William Shakespeare  berkata, What’s in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet.

Maka saya akan mengatakan,

“Nama adalah doa pertama yang diucapkan orang tua atas kelahiran kita.”

E-passport : kesabaran menunggu dengan sebungkus nasi kuning.

Membaca hampir semua blog dan komentar pada beberapa jejaring sosial, semua menyarankan agar kita datang ke kantor imigrasi sejak pagi. Pagi, sesudah subuh, sebelum matahari datang.

Maka seperti itulah saya. Sesudah subuh berkumandang, saya langsung bergegas menuju Kantor Imigrasi I Jakarta Selatan. Bisa diakses dengan Trans Jakarta, turun langsung di depan Halte Imigrasi.

Untuk diketahui, saat ini hanya kantor imigrasi di wilayah Jakarta, Surabaya, Denpasar dan Batam saja yang baru menyediakan layanan pembuatan e-passport. Maka dapat dibayangkan apabila orang dari segala penjuru datang untuk membuat si paspor ber-chip ini.

Sampai di Kantor Imigrasi I Jakarta Selatan pukul 05.00, sudah ada sekitar 33 orang mengantri di hadapan saya. Saya mendapatkan urutan ke 34 dan dengan teratur diminta untuk duduk di kursi antrian. Para satpam yang menyambut saya bertindak tegas namun jelas. Wajar saja, mereka sedari pagi sudah mengurusi para pembuat paspor yang pastinya memiliki beragam tingkah. (catatan : pengalaman saya dulu mengurusi para TKI ilegal di Malaysia, sejak subuh sudah ada 500 orang mengantri. Jadi saya paham rasanya bekerja dari subuh).

Mengantri dari pukul 05.00, tetapi kantor imigrasi buka pukul 07.30. Ya sabar saja. Sambil sabar, perut lapar. Hebatnya, mbak penjaja sarapan lewat di depan kami menawarkan berbagai jajanannya. Tips bagi yang jenuh menunggu, bawa buku dan mp3 player, jadi bisa menghabiskan waktu menunggu.

 

Apa saja yang saya bawa sebagai persyaratan e-passport ?

  1. Asli dan Fotokopi KTP
  2. Asli dan Fotokopi Kartu Keluarga
  3. Asli dan Fotokopi Akte Lahir
  4. Asli dan Fotokopi Ijazah
  5. Passport lama
  6. Surat Keterangan Kerja (khususnya bagi pemilik KTP non-Jakarta seperti saya)
  7. Formulir (akan didapatkan setelah kantor Imigrasi buka setelah mendapatkan nomor antrian resmi).

 

Apa yang menarik saat mengantri membuat e-passport?

Menariknya, setelah kita mendapatkan formulir, kita akan dipandu untuk mengisi formulir bersama-sama oleh salah seorang petugas Imigrasi yang sangat ekspresif namun informatif. Bapak ini dengan sabar memandu kita mengisi formulir satu per satu.

Adapun pertanyaan-pertanyaan standar yang biasa ditanyakan :

“Pak, nama saya hanya satu kata, bagaimana ya pak?”

Sebenarnya tidak akan ada masalah apabila nama kita hanya satu kata, namun alangkah baiknya apabila untuk passport dimasukkan tiga kata dengan formulasi :

Nama kita + Nama Ayah

atau jika belum cukup juga

Nama kita + Nama Ayah + Nama Kakek

Bapaknya bilang, mungkin untuk ke negara-negara ASEAN, satu kata pada nama tidak akan terlalu dipermasalahkan. Namun, entah mana tahu ada rezeki untuk umroh, maka setidaknya tiga kata pada nama kita diperlukan. Jadi tidak perlu bolak-balik imigrasi lagi untuk mendapatkan pengesahan penambahan nama, kan?

Sebagai pernyataan bahwa nama kita akan ditambah dengan nama orang tua, terdapat blanko surat pernyataan plus dengan materainya pada koperasi imigrasi (tidak jauh dari tempat kita menunggu antrian).

 

“Pak, saya dulu punya passport, namun hilang. Sekarang saya mau buat baru lagi saja, boleh gak pak?”

Boleh. Tetapi kita wajib membuat BAP (Berita Acara Pemeriksaan) sebelum kita membuat paspor baru. Untuk laporan BAP ini, nomor antriannya berbeda dengan pembuatan atau perpanjangan paspor. Maka lebih baik kita jujur bahwa paspor kita hilang dan mengikuti prosedur BAP terlebih dahulu, daripada saat nanti di hadapan petugas imigrasi pembuatan paspor, nama kita tercantum sebagai pemilik paspor namun tidak dapat menunjukkan paspor lama. Prosesnya akan lebih panjang lagi, lho.

Untuk ini, perlu waktu agak ekstra. Tetapi tenang saja, petugas imigrasi Jakarta Selatan akan membantu, asal kita sabar dan nggak ngeyelan yaa~

 

Total waktu yang saya habiskan untuk menunggu antrian adalah hampir 4.5 jam, namun proses memasukkan dokumen, foto dan finger print hanya 15 menit. Terkadang petugas imigrasi akan menanyakan mengenai tujuan pembuatan paspor, atau obrolan mengenai pekerjaan kita.

Setelah semua selesai, kita akan mendapatkan kertas A4 yang berisi nomor pendaftaran, nomor imigrasi dan biaya pembuatan pasport. Petugas juga akan memberitahukan kapan paspor selesai.

“Kalau mbak bayarnya hari ini langsung, maka paspor akan selesai pada tanggal 26 April.” kata petugasnya.

Dan saya membuat paspor pada tanggal 3 April. Tepat 14 hari kerja.

 

Pembayaran?

Biaya pembuatan E-passport adalah RP 665,000. Pembayaran bisa dilakukan melalui atm yang berada di lantai dasar imigrasi, atau melalui loket bank yang juga ada disana. Saya sendiri membayarnya melalui BNI. Ingat, resit pembayaran  beserta kertas A4 yang diberikan oleh petugas imigrasi jangan hilang untuk pengambilan paspor kemudian.

 

___________________ 14 hari kerja kemudian ______________________

Pengambilan paspor dimulai pukul 13.00, tetapi saya datang sebelum pukul 13.00. Begitu sampai di imigrasi, cobalah dengan tersenyum bertanya dengan baik di loket pengambilan paspor. Apabila do’a subuh anda dikabulkan, proses pengambilan paspor dapat dibantu lebih cepat. 😉

Saya paham benar, para petugas imigrasi layaknya pekerja yang lain juga bersedia membantu kita. Asalkan kita sabar, ramah dan sopan kepada mereka.

 

Ah iya, ada pertanyaan random mengenai, “Kalau paspor saya sudah lama expired, apakah saya kena denda?”
Jawabannya tentu saja tidak. Berbeda dengan KTP dan SIM, Paspor itu hanya bernyawa saat kita berada di luar negeri. Jadi selama kita tidak berada di luar negeri, kita tidak memiliki masalah apabila paspor kita tidak berlaku lagi. Paspor saya sudah expired awal tahun 2016 dan baru saya perpanjang tahun 2017, tidak ada masalah akan hal itu.

Semoga membantu~

Untuk dua orang, mbak?

Dalam setiap perjalanan dari museum ke museum, penjaga loket tiket selalu menanyakan hal yang sedikit …. memilukan.

“Tiket untuk berapa orang, mbak? Untuk dua orang?”

Pada museum pertama, saya hanya tersenyum dan menjawab dengan ramah. “Satu orang saja pak.”

Pada museum selanjutnya, saya tertawa dan bercanda.

“Kalau yang tak terlihat di sekeliling saya lebih dari satu pak. Apa saya perlu membelikan orang-orang yang tak terlihat ini juga?”

Tetapi, apabila penjaga loket tiket adalah seorang mas-mas~

“Kalau dua tiket, satunya untuk mas agar menemani saya keliling museum.”

Tentu saja mereka tertawa, saya malah jadi berkenalan dengan mereka semua. Meskipun pada lokasi yang berbeda, namun komentar mereka terhadap para pengunjung hampir serupa.

“Museum jadi tempat orang foto-foto daripada melihat benda bersejarah, mbak. Belum lagi kalau mereka kelewatan sampai manjat-manjat jendela, berisik dan buang sampah sembarangan.”

Jadi, kalau anda pengguna smart-phone, sudah sewajarnya otak anda juga harus smart untuk menghormati lokasi-lokasi bersejarah seperti museum.